"Duh.. Den, istriku saja nggak mau macam Aden gini.. Duh, enak bangett.. Sseehh.," dia meracau.
Ludahku
membuat ketiak itu kuyup. Dan asin keringat ketiak yang larut dalam
ludah itu kuambil kembali melalui isepan dan sedotan bibir dan lidahku.
"Amppuunn.. Deenn..." rintih nikmat Kang Saridjo.
Kulakukan
sama pula pada sebelah ketiak lainnya. Kutinggalkan bekas kecupan pada
dadanya. Aku benar-benar seperti kadal yang bergerak menggeliat-geliat
merambah dada hingga perut Kang Saridjo.
Saat aku mencium dan
melumati perutnya yang macam papan cuci karena otot-ototnya yang
bergumpalan tanganku mulai merambahi pinggul dan turun mengarah ke
bokongnya. Kemudian saat ciumanku tenggelam ke arah selangkangannya
tangan-tanganku melepaskan jari-jarinya untuk merabai celah bukit
bokongnya. Ini sensasi baru lagi bagi Kang Saridjo.
Jari-jariku
dengan halus merabai pembuangan tainya. Kurasakan bulu-bulu lebat
menutupi bibir duburnya. Saat jari-jariku mulai mendesak bibir dubur
itu, teriakan kecil Kang Saridjo terdengar, "Ad.. Dden..!! Acchh..." itu
pertanda kenikmatan baru menerjang dia. Kang Saridjo tentu tidak
mengelak. Bahkan dia mengangkat sedikit bokong dan pahanya untuk memberi
jalan lebih terbuka bagi jari-jariku untuk bermain pada lubang tainya
itu. Bagiku juga sungguh membakar nafsu. Saat jari-jari berusaha menusuk
lubang duburnya terasa sesak, kukulum dulu jari-jariku untuk
mendapatkan basah ludahku. Sepintas aroma dubur Kang Saridjo menerpa
hidungku.
Akhirnya Kang Saridjo benar-benar melipat kakinya
hingga pahanya nempel ke dadanya. Aku dari arah bawah merangkaki dan
menindih nyungsep di selangkangannya. Aku semakin menggila menjilati
kontol Kang Saridjo. Batang dan kepalanya yang terus mendapatkan lumatan
dari lidah dan bibirku terus mengalirkan deras precum-nya mengasinkan
lidahku.
Ketika aku mulai mengulum biji-biji pelirnya, jari tanganku sudah mulai menembusi duburnya.
"Acchh.. Achh... Deenn.. Acch..." suara itu sungguh semakin merangsang nafsu seksualku.
Setiap
terasa agak sesek jariku kukulum untuk membasahkan pakai ludahku.
Setiap kali semen dubur Kang Saridjo yang terbawa jari-jariku kujilat
dan kurasakan sepatnya. Ketika jari-jariku mulai keluar masuk lubang itu
Kang Saridjo terus merintih kenikmatan.
"Deenn... Adenn.. Ampun Denn.. Enak Den.. Teruzz ddeenn.."
Berikutnya
kudorong miring lipatan kakinya hingga rebah ke kasur. Kemudian
kudorong lagi hingga Kang Saridjo tahu bahwa aku ingin dia nungging. Dia
tahu mauku. Dia berusaha membuka lebih lebar belahan pantatnya dengan
cara meletakkan kepalanya ke kasur sehingga bokongnya nungging tinggi.
Dan
kusaksikan betapa pantatnya yang coklat hitam penuh bekas-bekas luka
lebat tertutupi bulu-bulu badannya. Tepat pada lubang duburnya nampak
bulu itu gelap melebat. Duuhh.. Sungguh mempesona libidoku. Aku tak
mampu menahan diri. Dengan cara merangkaki dari belakangnya, kubenamkam
wajahku ke belahan pantatnya itu. Kuendus aroma khas dari tempat itu.
Hidungku membenam dan lidahku mencari-cari.
Sambil menjilati
lubang duburnya, tanganku meraih batang kontolnya yang ngaceng
menggelantung. Kuelusi dengan sesekali mengocok-ocoknya. Dalam tengkurep
nunggingnya Kang Saridjo terus menerus merintih dan mendesah seperti
orang kepedasan. Menjilati lubang tai Kang Saridjo sungguh memberikan
kepuasan sensasional bagiku. Lidahku yang menusuku-nusuk menyentuh celah
yang licin halus di tengah rimbunan bulu duburnya. Terkadang aku
menyedotinya. Ludahku yang menyatu dengan bulu-bulu lebat itu melarutkan
segala sesuatu yang tertinggal untuk kusedoti.
Ketika birahiku
tak lagi tertahan aku bangkit. Penisku yang telah demikian tegang
rasanya cukup keras untuk menembusi pantat Kang Saridjo.
"Kang... aku pengin ngentot pantat kamu. Bolehh..??"
"Saya belum pernah. Tetapi terserah.. Adeenn.. Sajaa.."
Laiknya
macam anjing kawin aku mendatangi Kang Sardi yang telah nungging
demikian sempurna dari arah belakang. Kucocok-cocok-kan ujung penisku ke
pantatnya dan kudesakkan.
"Dduhh.. Zzaakitt.. Dduhh.. Deenn.. Nggak ppaa-Pa khan.. Den?"
Aku
tak perlu menjawabnya. Kuludahi kepala kontolku sebagai lumasan sdan
kusodokkan kembali. Sedikit demi sedikit akhirnya.. Blezz..
"Adduuhh.. Duhh.. Ampunn.. Ddenn..." suara Kang Saridjo sambil menyeringai.
Hanya sekitar 10 detik berikutnya suaranya sudah beda,
"Teruzz ddenn.. Enhakk bangett.."
Sambil
terus aku menggenjot-genjot, ku peluki tubuhnya dari arah belakang
hingga spermaku muncrat di dalam lubang duburnya. Aku langsung kembali
jatuh lemas terkulai di kasur. Kang Saridjo yang tahu aku sudah
memuncratkan air maniku di lubang duburnya ikut rebah di sampingku,
"Enak Den..?" sambil merabai perutku, kemudian selangkangan dan kontolku.
Aku
hanya menganguk angguk. Aku memerlukan bernafas sejenak sebelum memuasi
Kang Saridjo. Mungkin dengan cara mengisepi kontolnya hingga air
maninya kembali tumpah ke mulutku.
Kuminta Kang Saridjo bangun
untuk jongkok seperti hendak menduduki wajahku. Dengan kembali nungging
dia arahkan kontoplnya untuk 'menembaki' mulutku. Aku sudah siap untuk
mengulumnya. Kumulai kembali dengan menjilati dan menggigit-gigit kecil
batangnya yang liat itu. Kepalanya kusapu dengan lidahku. Tepian topi
bajanya sangat peka saat lidahku menyentuhnya,
"Duuhh.. Duh..
Dduuhh..." Kang Saridjo terus meracau sambil memompakan kontolnya ke
mulutku. Untuk memberikan rangsangan dan rasa nikmat yang lebih tinggi
beberapa kali tangan-tanganku juga kembali mengelusi lubang pantatnya.
Tak sampai 2 menit kemudian..
"Ddeenn..
Saya mau kk.. Keluarr.. Ddenn.. Enhaakk bangett.. Telan pejuh saya 6ya
ddenn.. Aden mau telan khan.. Den mau telan pejuhku khann..??!!" rupanya
itu cara Kang Saridjo meningkatkan birahinya saat spermanya terasa
hendak muncrat menumpakhi rongga mulutku..
Sodokkannya semakin
cepat. Kontol gede panjang itu demikian kuat menusuki mulutku hingga
sering menyentuh tenggorokanku. Beberapa kali aku dibuatnya tersedak.
Aku terpaksa menggunakan siku tanganku agar tusukkan itu tak terlampau
dalam menembusi mulutku.
Yang kurasakan kemudian adalah semprotan
panas yang rasanya tak habis-habisnya. Berliter-litetr air mani Kang
Saridjo tumpah muncrat dalam rongga mulutku. Kali ini tak ada yang
tercecer. Kurasakan cairan itu demikian kental macam dawet yang hangat
di mulutku. Aku berusaha menikmatinya dalam kunyahan-kunyahanku.
Kang Saridjo kembali rebah ke sampingku.
"Terima
kasih Denn.. Aden mau melayani aku hingga aku merasakan kepuasan yang
tak pernah kudapatkan dari istriku..." sambil merangkul kemudian sedikit
menindih untuk menjemput bibirku dalam lumatannya. Lama kami saling
melumat bertukar ludah. Kami saling memeluk tubuh dengan penuh birahi.
Aku juga mengelusi rambutnya laiknya mengelusi rambut kekasihku. Aku
merasakan betapa nikmat mengasihi orang macam Kang Saridjo.
Malam
itu kami terus berasyik birahi hingga menjelang pagi. Entah berapa kali
aku makan minum spermanya. Di tengah malam kami merasa sangat lapar.
Kami makan mie instan yang tersedia di lemari dapur. Kang Saridjo
semakin santai menghadapi aku. Kami saling tahu kesukaan lawan mainnya.
Dia paling suka saat aku menjilati pantatnya. Dan dia tahu aku paling
suka menelani spermanya.
Menjelang pagi dia minta aku nunging.
Kang Saridjo ingin ngentot aku dari arah belakangku. Aku rasakan
saat-saat batang liat besarnya mulai menembusi analku. Uuchh.. Rasanya
seperti anak pompa sedang mengisi rongga analku. Aku berusaha sedikit
menggoyang agar bisa menelannya lebih dalam dan.. Blezz.. Kontol segede
pisang tanduk Kang Saridjo itu amblas dan pelan-pelan mulai memompa.
Ducchh.. Kang Saridjo sudah lihai sebagai pemain seks sejenis. Dia
dengan penuh nafsunya memompa pantatku sambil sesekali menariki rambutku
seperti joki pada kudanya. Perlakuan itu sangat merangsang libidoku.
Aku menikmati kekasarannya.
Ketika saat puncaknya mulai mendekat,
Kang Saridjo memeluki tubuhku dari belakang sambil mempercepat laju
pompaannya. Jleb, jleb, jleb, jleb.. Dan aku terangguk-angguk oleh
sodokannya. Hingga tiba-tiba dia cepat mencabut kontolnya dari lubang
analku..
Dengan cepat dia raih kepalaku dan ditariknya aku
menghadap ke kontolnya yang siap memuncratkan pejuhnya. Dia sodokan
kontol ngaceng berkilatan itu langsung ke mulutku. Dia paksakan aku
menelan kontolnya yang baru keluar dari lubang analku.
"Ayo Den.. Telan pejuhku.. Ayoo ddenn.."
Dan
muncratlah spermanya ke mukaku dan sebagian besar ke mulutku. Aku
merasakan kembali pejuh kental bak dawet dari kontol Kang Saridjo. Aku
menelaninya dengan penuh kerakusanku. Sepertinya sangat menikmati dan
tak puas-puasnya Kang Saridjo menjejalkan kontolnya ke mulutku,
"Ayyoo Denn.. Minum pejuhku.. Telan Denn.. Makan tuuhh.. Enak kan pejuhku..??"
BalasHapusgak cari BF yg sempurna... cukup yg penampilan menarik & gak ngondek....
juga buat yg nganggur? x minat merantau cari kerja luar daerah...
PM / add aja...
siap bantu kalo cocok orangnya...
bisa diajak mandiri & gak berat di gengsy!
tiket pesawat bisa diatur...
salam kenal aja dulu !
(maaf... penawaran ini tidak berlaku buat yg ngondek / keriting)
hingga ditraktir tiket pesawat, mungkin saya ada pertimbangan tersendiri.
berpotensi BFan!
sedikit selektif boleh khan?
hanya diberi "kode booking" tidak ditransfer uang.
maklum di dunia maya banyak Mafia.
soalnya ini benar" free & ikhlas !
thanks brother....
081949484385 / 24c54a02