Pengalamanku ini bermula sekitar dua tahun yang lalu saat aku baru
bekerja di Balai Desa sebagai pembantu Pak Sumantri, kepala desa kami.
Pak Sum orang pandai. Ia bergelar Drs. Sebenarnya ia berasal dari
Jakarta, namun sudah menetap di desaku cukup lama. Pak Sum berkulit
putih, wajahnya ganteng dan berkumis. Ia sangat baik kepadaku. Aku
sangat senang.
Pada hari pertama aku bekerja, ia memintaku untuk
mengurutnya di kamarnya di Balai Desa. Begitu sampai di kamarnya, ia
memintaku untuk membukakan pakaiannya. Aku merasa aneh sekaligus malu.
Namun kulakukan juga. Tubuhnya tegap dan atletis. Namun entah kenapa aku
senang melihat dadanya yang berbulu lebat. Ia tersenyum kepadaku.
Kemudian ia menyuruhku membukakan celananya sekalian.
Aku
ragu-ragu untuk melakukannya, namun ia bilang bahwa kakinya pegal dan
ingin dipijit juga. Aku berjongkok di hadapannya. Perlahan-lahan
kulepaskan ikat pinggangnya. Aku merasa celananya begitu menonjol.
Kemudian kutarik risleting celananya, kulepaskan celananya ke lantai
dan.. aku sangat terkejut melihat kontolnya yang bukan hanya tampak
menonjol melainkan sudah keluar dari celana dalamnya.
Kontolnya
sangat besar dan panjang. Aku bahkan dapat melihat kepala kontolnya yang
tampak mengkilat karena air mani. Aku berusaha untuk menahan
kegugupanku. Kulihat ia tersenyum kepadaku. Kemudian kupersilakan ia
untuk tiduran agar bisa kupijit. Kupijit bagian belakangnya. Ia
memintaku untuk mengurut pantatnya. Kemudian ia membalikkan badannya
memintaku untuk memijit dadanya juga.
Perlahan kupijit dadanya
yang berbulu lebat. Ia memintaku untuk terus memijitnya ke bagian bawah.
Aku sangat gugup. Aku merasa ia akan memintaku untuk memijit kontolnya.
Namun untunglah tak lama kemudian ada yang mengetuk pintu kamar.
Rupanya Pak Marmo, Sekretaris Desa memberitahukan bahwa ada tamu yang
menunggu Pak Sum di kantornya. Pak Sum tampak kecewa namun ia kemudian
memakai pakaiannya kembali. Saat memakai celananya, ia meminta aku
menarik risleting celananya. Tampaknya ia berusaha agar aku
memperhatikan kontolnya yang ngaceng. Buru-buru kulakukan itu.
Ia tersenyum sambil berkata, "Enak betul pijitanmu Kas, besok lagi ya".
Aku
hanya mengangguk sambil menarik napas lega. Keesokan malamnya, aku
menonton televisi di Balai Desa. Sekitar pukul 10 malam, aku dibangunkan
Pak Sum. Rupanya aku ketiduran di depan televisi. Lalu Pak Sum
menyuruhku agar pindah tidur di kamarnya. Lantaran sudah mengantuk, aku
menurutinya. Sekitar tengah malam, Pak Sum membangunkanku. Aku terkejut
melihatnya. Ia sudah telanjang, hanya mengenakan celana dalam. Kemudian
ia membuka celana dalamnya dan memperlihatkan kontolnya kepadaku.
Aku
terkesiap melihat kontolnya yang sangat besar, panjang dan berbulu
lebat. Kemudian ia berusaha membuka bajuku. Aku berusaha menolak, namun
ia terus memaksa. Akhirnya aku menyerah, kubiarkan ia membuka bajuku,
bahkan kemudian celana panjangku. Ia tampak senang melihat celana
dalamku, lalu kemudian mengelus dan meremasnya. Pak Sum kemudian
menindih tubuhku. Dadanya yang berbulu lebat menindih dadaku. Ia
kemudian mencumbu bibirku. Aku berusaha untuk menghindar namun ia terus
melakukannya.
Aku menyerah, kubiarkan ia menciumi bibirku.
Ciumannya sungguh menggebu-gebu. Mula-mula aku merasa risih, merasakan
bibir dan kumisnya dibibirku. Lalu ia menciumi leherku, kemudian dada
dan bahkan ketiakku. Aku merasa aneh namun aku diam saja. Ia terus
menciumiku, perutku bahkan kemudian.. Celana dalamku. Aku terkejut
ketika ia menciumi celana dalamku dengan penuh nafsu. Ia kemudian
berusaha untuk membukanya.
Aku berusaha mencegahnya namun ia berkata, "Ayolah Kas, nggak apa-apa, kamu pasti suka" sambil terus memaksa.
Aku
membiarkan ia membukanya. Ia tampak senang melihat kontolku. Ia
menggenggam kontolku yang rupanya juga sudah ngaceng. Kemudian ia
menciuminya. Astaga, tak bisa kupercaya melihatnya mencium dan menjilati
kontolku dengan penuh nafsu. Mula-mula pelirku, kemudian terus naik ke
batang kontolku. Akhirnya sampailah ia ke bagian kepala kontolku. Ia
melirik ke arahku sambil tersenyum. Aku menahan nafas menanti apa yang
akan dilakukannya. Kemudian ia menundukkan kepalanya dan.. Mencumbui
kepala kontolku.
Aku tak bisa melukiskan betapa nikmat rasanya
merasakan lidah dan bibirnya menjilat dan mencumbu kepala kontolku. Aku
memejamkan mata, rasanya aku berada di awang-awang. Ia pun tampak sangat
menikmatinya. Kemudian ia memasukkan batang kontolku ke dalam mulutnya.
Ia menghisap dan mempermainkan batang kontolku di dalam mulutnya. Tanpa
sadar aku mendesah penuh kenikmatan. Ia terus menghisap kontolku.
Gerakannya bervariasi. Kadang-kadang lembut, kadang ia bahkan
menggigitnya pelan-pelan. Aku sungguh merasa nikmat.
Kemudian
akupun merasa kenikmatanku memuncak. Akhirnya aku mengeluarkan air
maniku. Aku memejamkan mata. Kupikir Pak Sum akan berhenti menghisap
kontolku. Namun ternyata ia terus menghisapnya. Bahkan ia terus
menjilati kepala kontolku sampai benar-benar bersih dari air maniku.
Akhirnya ia berhenti. Kemudian ia membaringkan tubuhnya disampingku.
Ia tersenyum sambil mengelus kepalaku dan berkata, "Bagaimana Kas, enak kan?" Aku hanya mengangguk.
Ia kemudian menindih tubuhku sambil berkata, "Mau lagi?"
Aku
terdiam, tubuhku agak lemas. Namun ia terus merangsangku. Ia membimbing
tanganku agar mengelus bulu dadanya. Kemudian ke kontolnya yang sangat
besar itu. Dia menyuruhku untuk menggenggamnya. Aku merasa kontolku
kembali gaceng. Kemudian ia memeluk dan membalikkan posisi kami sehingga
kini akulah yang berada di atas tubuhnya. Ia menyuruhku untuk melakukan
persis seperti yang dilakukannya kepadaku. Aku agak ragu untuk
melakukannya.
Perlahan kutundukkan kepalaku, ia langsung mencumbu
bibirku. Aku tak lagi menolak bahkan akulah yang kemudian dengan penuh
nafsu menciumi bibirnya, lehernya terus ke dadanya yang berbulu lebat.
Kuciumi dan kuelus dadanya juga ketiaknya. Tubuhnya sangat harum
menggairahkan. Bahkan kujilati dan kuhisap puting susunya. Ia tampak
terkejut sekaligus senang. Akhirnya aku sampai ke kontolnya. Kupegang
kontolnya. Oohh.. Kontolnya sangat besar dan panjang. Panjangnya sekitar
25 cm diameternya sekitar 7 cm.
Kulihat kepala kontolnya sudah
mengkilat karena basah oleh air maninya. Perlahan kudekatkan kepalaku
untuk menciuminya, kemudian kucium dan kujilat dengan penuh nafsu.
Pantas saja Pak Sum sangat ingin menciumi kontolku karena rasanya sangat
nikmat. Kuciumi pelernya lalu naik ke atas, kuciumi bulu jembutnya yang
halus kemudian batang kontolnya. Kepala kontolnya yang besar sungguh
membuatku terangsang. Kujilati kepala kontolnya itu. Baunya benar-benar
membuatku mabuk kepayang.
Kulihat Pak Sum memejamkan matanya
karena merasakan nikmat. Kemudian aku menghisap kontolnya. Namun karena
begitu besar dan panjang, mulutku hanya bisa menghisap sekitar separuh
saja. Itupun mulutku terasa penuh karena ukuran kontolnya luar biasa
besar. Kupermainkan kontolnya agar ia mengeluarkan air maninya. Namun ia
memang luar biasa. Sesudah hampir satu jam pun ia belum juga mencapai
puncak kenikmatan. Aku tak putus asa. Kuhisap terus kontolnya sambil
menggenggam dan mempermainkan kontolnya.
Kemudian aku melepaskan
hisapanku. Kupegang dan kudekatkan kontolku ke kontolnya.
Kugesek-gesekkan kepala kontolnya dengan punyaku. Ia mendesah penuh
kenikmatan. Lalu aku kembali menghisap kontolnya. Usahaku berhasil, tak
lama kemudian ia mengerang lalu aku merasakan mulutku dibanjiri air
maninya yang kental. Kuhisap dan kutelan air maninya. Rasanya agak
sedikit asin tapi baunya sungguh membuatku mabuk kepayang. Kemudian
kujilati kembali kepala kontolnya yang semakin basah karena air mani
sampai bersih. Kemudian kubaringkan tubuhku disisinya.
Ia menatapku dan memujiku sambil berkata, "Kamu luar biasa, Kas".
Aku
memejamkan mataku. Kupikir ia sudah lelah. Namun rupanya ia belum puas.
Tangannya kembali mengarahkan tanganku agar memegang kontolnya.
Astaga.. Ia memang luar biasa. Kontolnya masih tetap besar dan keras
seperti semula. Kuremas kontolnya. Kemudian ia menyuruhku membalikkan
badan dan menungging. Mula-mula aku tak mengerti apa yang akan
dilakukannya.
Kemudian ia memegang pantatku lalu kurasakan ia
menggesekkan kontolnya ke pantatku. Kurasakan kontolnya yang besar di
pantatku dan aku merasa nikmat. Namun rupanya Pak Sum tidak hanya
sekedar ingin menggesek-gesekkan kontolnya ke pantatku karena kemudian
kurasakan ia berusaha memasukkannya ke anusku perlahan-lahan. Semula
kupikir hal itu tidak mungkin karena kontolnya yang sangat besar. Namun
aku salah. Ternyata kontolnya bisa masuk.
Lalu ia memelukku dan
mengeluarmasukkan kontolnya persis seperti sedang mengentot. Mula-mula
memang terasa sakit dan aneh. Namun kemudian ternyata rasanya nikmat dan
aku menikmatinya. Aku sangat terangsang. Apalagi tangannya juga
meraba-raba tubuhku dan meremas kontolku. Ia juga menciumi leherku
sambil terus mengentotiku. Kurasakan ia mengguncang-guncang tubuhku
semakin lama semakin cepat. Akhirnya ia mendesah, rupanya ia telah
mencapai puncaknya. Kurasakan kali ini pantatku dibanjiri oleh air
maninya. Namun ia tidak langsung berhenti. Ia masih terus mengentotiku
selama beberapa menit. Kemudian akhirnya ia mencabut kontolnya lalu
berkata..
"Ayo Kas, sekarang giliran kamu".
Aku terkejut,
namun aku mengerti apa yang harus kulakukan. Ia menungging lalu
kuarahkan kontolku ke pantatnya. Perlahan kumasukkan kontolku ke dalam
anusnya. Mungkin karena kontolku lebih kecil, aku dapat memasukkannya
lebih mudah. Kemudian aku mulai mengentotinya. Kupeluk badannya, kuelus
dadanya yang berbulu lebat. Kuraba pula kontolnya. Ia sungguh luar
biasa. Kontolnya masih tetap keras. Aku rasakan aku semakin terangsang.
Kemudian aku merasa bahwa aku akan kembali mengeluarkan air mani. Benar
saja. Tak lama kemudian aku mengeluarkannya didalam pantat Pak Sum. Aku
tak kuat lagi. Kucabut kontolku. Tubuhku benar-benar lelah. Kubaringkan
tubuhku. Ia kemudian berbaring di sisiku.
Ia berbisik, "Sudah capek Kas? Tidurlah. Ini sudah hampir pagi. Besok kita lanjutkan ya". Aku mengangguk.
Ia
kemudian memelukku. Nikmat sekali merasakan dadanya yang berbulu lebat.
Akupun tertidur dalam pelukannya. Sejak saat itu, setiap kami bisa
berduaan, pasti kami menghabiskan waktu dengan berhubungan seks. Kami
melakukannya di mana saja. Selain di kamarnya, kami juga melakukannya di
kamar mandi, di mobilnya bahkan pernah di sebuah toko waktu Pak Sum
mengajakku ke Jakarta. Ia ingin membelikanku pakaian.
Sewaktu aku
sedang mencoba celana panjang baru di kamar ganti sebuah toko, ia masuk
dan kemudian melihat aku sedang membuka celanaku. Lalu ia membuka
celana dalamku dan menghisap kontolku. Aku terkejut dan sangat gugup
namun ia terus melakukannya sampai aku membasahi mulutnya dengan air
maniku. Sesudah itu bahkan ia juga menyuruhku menghisap kontolnya.
Begitulah
kehidupan seksku dengan Pak Sum. Aku benar-benar berbahagia. Tak
kusangka berhubungan seks dengan sesama lelaki dapat terasa begitu
nikmat. Kami melakukannya tanpa mengenal waktu dan tak pernah merasa
bosan. Ia sangat sayang kepadaku. Aku pun sangat mencintainya. Kami
berjanji akan terus bersama, selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar