Sepanjang aku dapat mengingat, sejak kecil aku sudah hidup dengan
papaku. Aku tak pernah merasa kehilangan seorang mama karena papaku
dapat memastikan bahwa semua kebutuhanku, baik jasmani maupun rohani,
tercukupi. Kini saya sudah berusia 20 tahun. Kata teman-teman kuliahku,
saya lumayan cakep. Tapi tak ada yang tahu bahwa saya gay. Saya haus
akan kasih sayang seorang pria. Saya tak tahu mengapa saya bisa tumbuh
menjadi seorang gay, mungkin karena dulu saya terlalu dekat dengan
papaku. Entahlah, tapi yang pasti, sejak masa puber, aku sering
memikirkan papaku. Seringkali, aku sengaja menunggunya mandi hanya untuk
dapat menyaksikannya keluar sambil bertelanjang dada.
Papaku
memang bukan model ataupun atlit, dia hanyalah seorang pria biasa.
Usianya kini hampir mencapai 50 tahun. Karena sering bepergian keluar,
kulit tangan dan wajahnya gelap. Namun dada, perut, dan punggungnya
putih bersih. Dada papaku lebar dan berisi, sedikit berlemak, namun
tetap nampak seksi. Perutnya tidak buncit tapi jelas terlihat berlemak.
Papaku memang tidak memiliki tubuh seksi ala bintang porno homoseksual,
tapi aku sangat menyukainya.
Papa tak pernah tahu bahwa anak
satu-satunya adalah seorang homoseksual. Dia tak pernah mengacak-ngacak
kamarku, maka dari itu semua barang-barang pornoku yang berbau homo
aman. Di bawah ranjangku tergeletak bertumpuk-tumpuk majalah homo yang
sering kupakai pada saat aku ingin bermasturbasi. Komputer di kamarku
juga sarat dengan foto-foto pria macho. Tapi meskipun aku merasa bebas
menjadi gay, walaupun hanya di dalam kamarku saja, aku merasa kesepian.
Aku
rindu akan belaian lembut papaku. Anehnya, aku kurang tertarik dengan
pemuda seusiaku. Aku lebih suka pria-pria dewasa seusia Papa. Dulu saya
pernah punya pacar yang seusia denganku namun kami sudah putus karena
saya tidak merasakan gairah apa-apa dengannya. Aku memang sudah bukan
perjaka lagi sebab mantanku sudah pernah mengentot pantatku. Namun, aku
belum pernah dientoti oleh papaku dan aku amat sangat ingin
merasakannya. Tapi bagaimana caranya?
Suatu malam, aku terbangun
karena mendengar desahan dan erangan dari kamar papaku. Kamar kami
memang bersebelahan sehingga aku dapat mendengar dengan jelas
suara-suara tadi. Kutempelkan telingaku pada dinding dan kudengar
erangan papaku. Mulanya kukira papaku sedang kesakitan, namun setelah
kudengar baik-baik, ternyata dia sedang berhubungan seks!
Penasaran,
aku berjinjit keluar dan mengintip dari lubang kunci. Benar dugaanku.
Papaku membawa pulang seseorang, tapi aku tak dapat melihatnya. Dari
lubang kunci itu, aku hanya bisa melihat tubuh papaku. Papaku sedang
berdiri sambil mengentot seseorang. Kubayangkan orang yang sedang
bersama papaku itu pastilah seorang pelacur wanita murahan yang
dipungutnya dari jalan. Dan mereka sedang asyik bercinta! Tapi aku
merasa aneh sebab aku tak mendengar suara erangan wanita. Yang kudengar
hanyalah suara desahan pria. Desahan nikmat papaku. Mungkinkah pelacur
itu bisu?
Tak peduli siapa pun dia, aku sangat cemburu pada
pelacur itu sebab aku menginginkan papaku yang bercinta denganku. Hanya
denganku saja! Tiba-tiba papaku mengerang hebat. Tubuhnya kemudian
berkelojotan. Semuanya terjadi dengan begitu cepat, namun aku masih
sempat melihat papaku ngecret di dalam kondom. Kondom bening yang
tadinya melapisi kontol ayahku, langsung terisi cairan kental putih.
Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku berhasil mengintip kontol
papaku. Lumayan panjang dan gemuk.
Aku buru-buru kembali ke
kamarku dengan kontol yang ngaceng. Jam dinding menunjukkan hampir jam 1
pagi saat kudengar suara pintu depan terbuka dan tertutup. Pelacur itu
rupanya sudah pergi. Diam-diam, aku berjalan keluar kamar. Aku hanya
mengenakan celana pendek usang tanpa celana dalam sehingga tonjolan
kontolku terlihat sangat menantang. Udara malam membuat kedua puting
dadaku melancip.
Kucari papaku namun dia tak ada di mana-mana.
Kamarnya juga kosong. Kuduga papaku pasti sedang mengantar wanita
pelacur itu pulang. Kesempatan, pikirku. Aku langsung memeriksa kamar
papaku. Mataku memeriksa setiap sudut kamarnya dengan teliti, namun
barang yang kucari tak ada. Aku hanya menemukan celana dalam papaku yang
masih basah belepotan precum. Kuambil saja celana dalam itu sambil
bergegas menuju dapur. Semua sampah di rumah kami pasti dibuang ke dalam
tong sampah yang letaknya di dapur. Mataku bersinar-sinar saat
kutemukan barang yang kucari. Kondom papaku!
Sayang, sebagian
spermanya sudah tumpah keluar, namun kondom itu masih mengandung sedikit
sperma papaku. Untung saja tong sampah itu sudah dikosongkan dan hanya
diisi dengan sampah kertas hingga aku tak perlu dipusingkan dengan bau
sampah. Segera kuambil kondom itu. Hhmm.. Aroma pejuh yang tajam masuk
ke dalam hidungku dan naik ke dalam otakku. Kontolku ngaceng berat dan
mulai mengeluarkan precum. Berdiri di depan tong sampah, aku mulai
bermasturbasi. Celana pendekku kutanggalkan dan kulempar ke pojok.
Kontolku langsung kumainkan.
"Hhoohh.. Aahh.. Hhoosshh.." desahku keenakkan.
Celana
dalam papaku kucium-cium. Aroma kelaki-lakiannya menusuk hidungku.
Jelas tercium bau pesing dari noda kencingnya dan juga bau pejuh dari
noda precumnya. Kudekatkan bagian yang ternoda oleh precum papaku dan
kujilati bagian itu. Samar-samar, kurasakan rasa asin precum papaku.
Mm.. Lezat sekali. Semakin kujilat, aku menjadi semakin bersemangat.
Seperti anjing, aku mengais-ngais sisa noda precum tersebut dengan
lidahku sampai aku puas. Kontolku sendiri sudah mengalirkan precum
hingga menetes ke lantai. Kocokan tanganku kupercepat agar aku dapat
segera ejakulasi.
Kurasakan spermaku mendesak-desak ingin keluar
dari lubang kontolku. Namun ketika hal itu akan terjadi, aku sengaja
berhenti mencoli dan kupaksa libidoku untuk turun kembali. Aku tak mau
ngecret duluan sebelum aku menikmati hidangan utama. Sperma papaku!
Kondom
papaku nampak indah sekali, berkilauan di bawah sinar lampu. Isinya
nampak keputihan, setengah penuh dengan sperma papaku. Dengan
mendongakkan kepala, kuangkat kondom itu. Pelan-pelan kumiringkan
tanganku agar isi dari kondom itu mengalir keluar dan jatuh tepat di
atas mulutku yang terbuka lebar. Kontolku yang tadi sudah agak melemas,
kini bangun kembali. Oohh.. Kenikmatan yang kurasakan sangat berbeda
dibandingkan sesi-sesi masturbasiku. Biasanya, aku hanya menggunakan
foto dan video porno serta imajinasiku. Namun sekarang di tanganku
tergenggam kondom papaku. Jelas aku lebih terangsang.
Bagaikan
adegan lambat, kulihat sperma papaku menetes keluar dari kondom itu.
Saat tetesan pertama itu menyentuh lidah, aku langung terhenyak oleh
rasanya. Sebelumnya, aku belum pernah meminum sperma, baik itu spermaku
sendiri maupun sperma mantanku. Maka dari itu, aku agak terkejut saat
merasakan betapa nikmatnya rasa sperma. Rasa yang paling menonjol adalah
asin kepahitan. Dan saat cairan itu menyentuh lidahku, aku merasa
lidahku kesat licin. Pasti itu dikarenakan oleh kandungan basa yang
terkandung dalam semua sperma laki-laki. Oleh karena itu, sperma terasa
kesat licin jika dimainkan dengan jari.
Mm.. Tetesan kedua
membuatku semakin gila dengan nafsu. Aku menjadi ketagihan. Kutuang saja
langsung semuanya. Tetes demi tetes masuk ke dalam mulutku. Kutelan
semuanya tanpa sisa. Mm.. Enaknya. Aku semakin mempercepat kocokanku
sambil membayangkan betapa asyiknya jika papaku sedang menyodomiku.
Terbayang
di hadapanku, rupa papaku saat dia sedang bertelanjang bulat. Oohh..
Rasa sperma papaku masih tersisa di mulutku. Kucoba mengingat kembali
adegan tadi saat aku baru pertama kali mencicipi sperma papaku. Oh,
semuanya sungguh merangsang kontolku. Birahiku bergejolak, tak
terkendalikan lagi. Aku mau ngecret! Aku mengerang saat kontolku
tiba-tiba melepaskan tembakan sperma. Ccrroott!! Ccrroott!! Ccrroott!!
Berkali-kali, pejuhku tersemprot keluar hingga menodai lantai. Aku terus
mengerang sambil sibuk meremas kontolku. Aku sangat menyukai melihat
spermaku saat menyemprot keluar. Sungguh pemandangan yang indah. Aku
mendesah saat berhasil memeras tetes pejuh yang terakhir.
"Apa yang kamu lakukan?" sebuah suara mengejutkanku.
Bagai
tersambar petir, aku hanya bisa berdiri tertegun dengan mata melotot
kaget. Di depanku telah berdiri papaku! Rupanya tadi Papa tidak keluar
rumah sebab dia kini berdiri di depanku dengan hanya mengenakan celana
pendek saja. Dadanya telanjang, terekspos untuk kenikmatan mataku.
"Pp.. Paappa.." ucapku terbata-bata.
Aku
merasa malu sekali, ingin rasanya bumi menelanku saja. Bayangkan saja.
Aku berdiri bertelanjang bulat dengan kontol ngaceng. Dan aku tertangkap
sedang menelan sperma papaku sendiri yang kucuri dari kondom bekasnya.
Belum lagi, Papa pasti tadi sempat menyaksikan sesi masturbasiku.
Sekujur tubuhku gemetaran, salah tingkah, malu bercampur takut. Apalagi
di bawah kakiku masih teronggok celana dalam papaku. Papaku bukan orang
bodoh. Dia pasti mengetahui bahwa putra satu-satunya ternyata seorang
homoseks. Kontolku yang tadi ngaceng langsung menciut. Tetesan precum
nampak masih menggantung di kepala kontolku.
Bersambung . . . . .
BalasHapusgak cari BF yg sempurna... cukup yg penampilan menarik & gak ngondek....
juga buat yg nganggur? x minat merantau cari kerja luar daerah...
PM / add aja...
siap bantu kalo cocok orangnya...
bisa diajak mandiri & gak berat di gengsy!
tiket pesawat bisa diatur...
salam kenal aja dulu !
(maaf... penawaran ini tidak berlaku buat yg ngondek / keriting)
hingga ditraktir tiket pesawat, mungkin saya ada pertimbangan tersendiri.
berpotensi BFan!
sedikit selektif boleh khan?
hanya diberi "kode booking" tidak ditransfer uang.
maklum di dunia maya banyak Mafia.
soalnya ini benar" free & ikhlas !
thanks brother....
081949484385 / 24c54a02